Followers

free counters Personal Blogs - BlogCatalog Blog Directory Health Blogs - Blog Rankings

Apakah Anda :

Jaga Makanan Anda Untuk Jantung Anda

Posted by Me.. Monday, October 26, 2009


Sekelompok wartawan ibu kota diundang ke gedung Departemen Kesehatan RI, di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu. Selain mendengarkan ceramah singkat tentang penyakit jantung koroner (PJK), kadar kelesterol dan kadar gula darah merekapun diperiksa.

Hasilnya ternyata di luar dugaan. Sekitar 18 % wartawan yang hadir kadar kolesterolnya tinggi. “Wah rupanya wartawan sering makan enak ya,” kelakar Prof. Dr. Askin Hanafiah, kepala perawatan kardiovaskuler RS Harapan Kita Jakarta. Angka ini malah lebih tinggi dibandingkan hasil pemeriksaan serupa terhadap karyawan RS Cipto Mangunkusumo Jakarta (8,4 %) dan masyarakat Jakarta Selatan (13,4 %).


Kolesterol “Jahat” dan “Baik”

Kolesterol yang merupakan substansi lemak, terdapat dalam setiap sel tubuh. Selain sebagai sumber energi seperti halnya lemak, kolesterol juga berperan dalam pembentukan hormon dan membran sel. Di dalam tubuh, kolesterol berkaitan dengan substansi protein membentuk ikatan kompleks lemak-protein alias lipoprotein. Jika substansi kolesterolnya lebih banyak dari protein akan membentuk senyawa lipoprotein berkepadatan rendah (low density lipoprotein LDL). Sebaliknya, kalau kolesterolnya lebih sedikit sedangkan proteinnya lebih banyak, ikatannya dinamakan lipoprotein berkepadatan tinggi (high density lipoprotein, HDL).

Sering ada istilah “kolesterol jahat” bagi LDL dan “kolesterol baik” untuk menyebut HDL. Kenapa disebut demikian? Karena LDL yang banyak mengandung lemak itu memudahkan terbentuknya endapan lemak pada dinding dalam pembuluh darah, yang biasa disebut arteriosklerosis. Makin lama endapan bisa makin tebal, sehingga menyumbat saluran pembuluh darah. Nah, dari sinilah awalnya penderitaan PJK.

Sementara HDL yang kadar lemaknya sedikit sedangkan proteinnya jauh lebih tinggi justru membantu “mengusir” kolesterol LDL yang jahat dari jaringan tubuh. Prosesnya sebenarnya logis saja. Kalau pembuluh darah lebih banyak diisi oleh HDL, otomatis HDL tak akan kebagian banyak tempat di dalam pembuluh darah. Akibatnya, terbentuknya endapan lemak pada dinding pembuluh darah bisa dicegah. Nah, karena jasanya itulah maka HDL dinamai “kolesterol baik”.

Namun sebenarnya kolesterol ini hanya merupakan bagian kecil dari sederetan substansi penyusun lemak. Bahan campuran terbanyak yang membentuk lemak sesungguhnya adalah trigliserida. Karena itu, kalau hendak melihat resiko serangan PJK, selain pemeriksaan HDL dan LDL, dianjurkan memeriksakan juga kadar trigliserida darah.

Kadar LDL yang wajar tidak lebih dari 130 mg%, sedangkan HDL yang paling sedikit 35 mg%. Konsentrasi trigliserida dalam darah yang normal kurang dari 200 mg%. Jika kadar kolesterol darah (dalam hal ini LDL) 200 mg%, resiko terkena PJK dianggap 1 dan resikonya akan naik 2 kali lipat jika kadarnya 250 mg%. Selanjutnya jika kadar kolesterol darah sudah melonjak sampai 300 mg% berarti resiko terserang PJK sudah melesat menjadi 4 kali lipat.




Konsumsi Minyak Meningkat

Kalau pada 1970-an kematian akibat penyakit yang berkaitan dengan peredaran darah (termasuk PJK) di Indonesia masih sangat rendah, pada periode 1980-an sudah merambat naik ke urutan ke-7. Pada 1986 malah sudah bercokol diperingkat ke-3. Bahkan belakangan sudah menduduki peringkat teratas di daerah perkotaan. Pada tahun 1993 rata-rata 650.000 penduduk Indonesia meninggal akibat PJK. Setiap harinya diperkirakan, 1.780 orang meninggal karena PJK.

Rupanya hal terakhir ini lantaran pesatnya perubahan gaya hidup. Masyarakat perkotaan semakin terbiasa mengkonsumsi resep makanan fast food, seperti resep ayam goreng Amerika (fried chicken), yang bisa meningkatkan kadar kolesterol darah. Makanya, akhir-akhir ini pengambil-alihan pola makan yang salah itu menjadi sorotan para dokter dan ahli gizi di Indonesia.

Menurut penelitian, konsumsi minyak goreng di Indonesia telah membentuk pasar terbesar di seluruh pasar untuk produk-produk berbahan dasar minyak dan susu, yakni sampai 70,7 %. Sayangnya, dari seluruh jenis minyak goreng yang dijual hanya 27% yang termasuk kategori minyak sehat, khususnya minyak tak jenuh ganda. Data dari Biro Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, pada 1974 konsumsi lemak masyarakat Indonesia sekitar 26,1 g/orang/hari, sekitar 10,4% dari total konsumsi energi. Pada tahun 1990 sudah meningkat sampai 56 g/orang/hari, setara dengan 18,7 % konsumsi energi.

Padahal, konsumsi lemak yang dianjurkan untuk hidup sehat menurut Daftar Kecukupan Bahan Makanan Orang Indonesia dari Widya Karya Pangan dan Gizi 1993 dibawah 25 % dari keseluruhan kecukupan konsumsi energi. Hal ini sekaligus memberikan gambaran meningkatkan kemakmuran lemak/minyak masyarakat Indonesia.

Berdasarkan jenjang ekonomi, menurut data BPS 1990, konsumsi lemak kelompok masyarakat berpenghasilan lebih dari Rp.40.000,- /orang/bulan sudah lebih 25 % konsumsi energi. Jumlah kelompok ini sekitar 9,3% atau 16,2 juta orang. Pada yang berpenghasilan Rp.150.000,- /.orang/bulan sudah mencapai 35 % atau 60,9 juta orang. Padahal, konsumsi lemak yang dianjurkan adalah kurang dari 25% seluruh konsumsi energi.

“Kalau sudah ketahuan punya resiko tinggi terkena PJK malah sebaiknya kurang dari 20 %” tegas Dr.Muhilal dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi, Bogor. Dibandingkan dengan beberapa negara industri seperti AS dan Eropa Barat, tingginya konsumsi lemak tersebut memang masih terbilang rendah. Namun demikian kita hendaknya mulai waspada.




SAFA, MUFA, PUFA,......

Melesatnya kadar kolesterol dan trigliserida darah sebenarnya bisa dihindari dengan membatasi konsumsi resep makanan yang mengandung asam lemak jenuh (saturated fatty acid, SAFA). Di antaranya makanan ber-resep asam lemak jenuh adalah daging ternak serta kelapa dan produk olahannya, seperti resep masakan bersantan, resep bumbu urap kelapa parut, resep masakan serundeng, minyak kelapa dan makanan ber-resep margarin lainnya.

Risiko PJK akan berlipat jika kita mengkonsumsi margarin (margarine, berasal dari minyak kelapa) dan/atau mentega (butter,berasal dari lemak hewan). Soalnya, selain mengandung asam lemak jenuh keduanya juga mengandung asam lemak trans (trans fatty acid,TFA) akibat adanya proses hidrogenisasi, yakni pengolahan minyak/lemak sehingga berbentuk padat pada suhu kamar.

Sebaliknya, kelompok asam lemak tak jenuh tunggal (monounsaturated fatty acid,MUFA) dan asam lemak tak jenuh ganda (polyunsaturated fatty acid,PUFA)justru dapat menurunkan kadar kolesterol darah, sehingga dapat memperkecil resiko PJK.  Asam lemak tak jenuh tunggal banyak terdapat dalam lemak sawit, sedangkan yang tak jenuh ganda pada minyak biji bunga matahari kedelai.

Olah Raga dan Stop Rokok

Dianjurkan pula meningkatkan konsumsi zat gizi antioksidan, seperti vitamin E, vitamin C, dan karoten (provitamin A), guna mengurangi resiko PJK. Lantaran zat gizi ini dapat mencegah terjadinya oksidasi lemak. Beberapa resep bahan makanan yang banyak mengandung ketiga vitamin tersebut diantaranya buahan merah seperti pepaya, wortel dan tomat. Perlu ditingkatkan pula konsumsi anti oksidan non-gizi, khususnya isoflavonoid, yang sifatnya meningkatkan kesehatan dan banyak terdapat dalam tempe,  kunyit, buah-buahan, sayuran dan teh.

Pemberian ASI – sebaiknya sampai anak berusia 2 tahun – ternyata juga mempunyai rantai panjang terhadap pencegahan datangnya PJK. ASI mengandung asam lemak omega-3. Selain itu, baik sekali kalau sejak kecil anak dibiasakan makan makanan berserat tinggi, seperti buah-buahan, sayuran, dan polong-polongan.

Di luar aspek gizi dan makanan, merokok pun sebaiknya dijauhi guna mengusir mendekatnya resiko PJK. Nikotin dalam asap rokok dapat merangsang membanjirnya hormon adrenalin, yang akan mengganggu metabolisme lemak hingga darah menjadi lebih kental. Selain itu, karbon dioksida dalam asap rokok juga menurunkan persediaan oksigen dalam jantung dan tubuh kita.

Olahraga terarah pun dapat mengatasi resiko PJK. Malah ada kalanya pembuluh jantung yang menyempit dapat longgar kembali. Olahraga yang dianjurkan dr.Sadoso Sumosardjuno, spesialis kesehatan olahraga, adalah yang melibatkan sebagian besar otot besar dalam badan, dengan gerakan ritmis dan berkesinambungan, seperti jalan kaki, berenang, mendayung, naik sepeda, senam aerobik.

Lama berolahraga antara 20 dan 30 menit. Paling tidak dilakukan 3 kali dalam seminggu. Denyut nadi maksimal yang boleh dicapai 220 per menit dikurangi umur (dalam tahun). Kalau berlatih olah raga dengan intensitas di bawah 70 % dari denyut nadi maksimal akan kurang nampak manfaatnya.

Bagi yang berusia 45 tahun ke atas sebaiknya berlatih sampai denyut antara 126 dan 152 permenit. Kalau anda baru aktif berolah raga setelah berusia 35 tahun hendaknya berlatih secara bertahap. Misalnya latihan awal treadmill (jalan cepat atau lari diatas bantalan ban berjalan) cukup 20 menit setiap hari, selama 2 minggu. Setelah itu, secara bertahap ditambah 10 % sampai mencapai sasaran, misalnya 60 menit.

Pengobatan hiperlipidemia dengan obat, menurut Prof.Dr. Slamet Suyono, seorang ahli penyakit dalam, hanya diberikan kalau terapi dengan olahraga dan diet makanan tidak mempan.




JAGALAH KADAR HOMOSISTEN

Suatu penelitian mengungkapkan, seseorang dengan kadar homosistein tinggi, atau disebut mengalami hiperhomosisteinemia, memiliki resiko 30 kali lebih besar terhadap PJK dini dibandingkan dengan seorang yang kadarnya normal.

Homosistein merupakan substansi yang terbentuk dari metionin (suatu asam amino sesensial) melalui suatu reaksi biokimia. Senyawa ini merupakan “perantara” dalam reaksi perubahan metionin menjadi sistationin, yakni asam amino lain, yang berfungsi dalam berbagai reaksi metabolisme tubuh.

Angka normal homosistein dalam darah hendaknya 7-22 μg mol/L. Bila diet zat gizi seimbang dalam tubuh tidak seimbang, tubuh akan kekurangan enzim sistationin sintetase sehingga proses perubahan homosistein menjadi sistationin terhambat. Akibatnya jumlah homosistein dalam darah meningkat.

Homosistein dapat menyebabkan luka atau goresan pada pembuluh darah arteri sewaktu senyawa ini beredar dalam sirkulasi darah. Hal ini menyebabkan timbulnya luka berbagai lokasi pada lapisan dalam pembuluh darah arteri dan selanjutnya menjadi tempat menumpuknya asam lemak dan kalsium. Nah, timbunan inilah akan mengakibatkan pengerasan di dinding pembuluh darah areteri (arteriosklerosis).

Sebenarnya, homosistein juga dibutuhkan dalam tubuh untuk berbagai reaksi biokimia, terutama dalam proses perubahan metionin menjadi sistationin, dan berperan untuk membentuk propionil – KoA – yakni substansi yang berperan dalam metabolisme lemak dan karbohidrat.

Dalam tubuh sehat, jumlah homosistein yang berlebihan secara alami dapat diubah kembali menjadi bentuk metionin, dibantu beberapa enzim dan vitamin B (B6, B12, dan asam folat). Secara normal, 50% kadar homosistein dalam tubuh dapat diubah kembali menjadi metionin. Selain itu kadar homosistein dapat pula dicegah dengan cara mengurangi jumlah metionin yang dikonsumsi dalam tubuh (terutama yang terdapat dalam protein hewani) dan meningkatkan konsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin B6, B12, dan asam folat seperti sayuran, buah-buahan, dan kacang-kacangan.

Menurut peneliti AS, asam folat dan vitamin B12 dibutuhkan pada proses remetilisasi (reaksi pengubahan kembali homosistein menjadi metionin. Penelitian lain yang telah banyak mengungkapkan bahwa vitamin B6, B12, dan asam folat ternyata sangat berperan dalam menurunkan kadar homosistein dalam tubuh agar terhindar dari PJK.

Sumber vitamin B6 dijumpai pada resep masakan kol, resep wortel, resep kacang polong, resep selendri, kentang, tomat, apel, dll. Asam folat terdapat pada antara lain resep tempe, brokoli, bayam, asparagus, dan kacang-kacangan. Vitamin B12, banyak terdapat tempe. Vitamin B12 sangat berperan dalam tubuh dan penyerapannya tergantung pada beberapa komponen HCl (Asam Klorida), enzim pepsin, dan satu unsur getah lambung normal.

Menurut Prof. Robert H.Allen,M.D, dari Universitas Colonardo, AS, para lansia di atas usia 70 tahun, 50 % di anataranya mengalami penurunan produksi HCl dan enzim pepsin sehingga penyerapan vitamin B12 terganggu. Sebab itu para lansia membutuhkan vitamin B12 oral atau suntikan sesuai petunjuk dokter.

Perlu diingat kebutuhan vitamin B haruslah sesuai dengan kecukupan gizi yang dianjurkan Recomended Dietary Allowance(RDA). Menurut Widya Karya Pangan dan Gizi 1993, anjurkan kecukupan vitamin B6 1-2 mg/hari, RDA untuk vitamin B12 adalah 1μg/hari (di atas usia 9 tahun) dan anjuran kecukupan asam folat adalah 160-190 μg/hari (di atas usia 15 tahun). Hendaknya jumlah vitamin B jangan berlebihan sebab dapat mengakibatkan efek sampingan.

Mengingat pengaruh kadar homosistein pada kesehatan jantung, sebaiknya hindari konsumsi protein hewani. Konsumsilah sayuran, buah-buahan, dan makanan khas tradisional Indonesia, khususnya tempe yang banyak mengandung vitamin B12 dan asam folat, sangat dianjurkan guna mencegah PJK.



WASPADAI RASA NYERI

Jantung yang berupa pompa otot, tugasnya memang berat. Ia terus berdenyut sekitar 100.000 kali sehari guna memompakan darah sekitar 9.000 liter ke seluruh tubuh dalam sehari melalui pembuluh arteri. Bila pembuluh arteri mengalami sumbatan (arteriosklerosis) darah akan sulit mengalir dengan lancar. Maka timbullah rasa nyeri di dada, yang acap kali disebut angina pectoris. Inilah awal gejala PJK. Gejala selanjutnya dada terasa tertekan, seperti di remas-remas disertai sesak napas. Sering pula diikuti rasa panas di dada atau sakit di ulu hati. Atau terasa ada tekanan di leher seperti dicekik atau bahu lengan kiri sampai jari terasa nyeri. Beberapa kasus malah sakitnya terasa di rahang.

Gejala yang lebih spesifik, yakni rasa nyeri/sesak napas saat menjalankan aktivitas seperti berjalan naik tangga, melakukan kerja fisik, olahraga, dan lain-lain. Rasa nyeri, sesak napas, dan sakit tersebut disebabkan oleh tersumbatnya pembuluh koroner sehingga otot jantung tidak mendapatkan pasokan makanan berupa darah dan oksigen. Apabila kerusakan lebih luas lagi, jantung tidak akan bisa lagi menjalankan tugasnya memompa darah.

Dengan pemeriksaan melalui latihan treadmill pada umumnya kelainan bisa ditemukan. Pemeriksaan yang lebih akurat ialah dengan alat arteriografi (kateterisasi). Caranya, pipa halus didorong sampai kelubang jantung melalui pembuluh darah lengan atau paha. Begitu kateter sampai pada tujuan, dokter memasukkan cairan melalui kateter tersebut. Kelainan akan terdeteksi melalui foto sinar-X.

Selain dengan obat, pengobatan PJK dilakukan dengan metode PTCA (percutaneus transluminal coronary angioplasty, atau populer di kalangan orang awam dengan istilah “dibalon”, yakni daerah yang tersumbat digilas dengan balon kateter yang bisa dikembangkempiskan.

Tindakan terakhir ialah dengan bedah jantung koroner, terutama kalau sumbatan sudah lebih dari 2 lokasi dan penyempitan pembuluh darah sudah parah.


AGAR JANTUNG LEBIH SEHAT

Bantulah jantung anda untuk menjadi lebih sehat dengan berbagai tips berikut ini :

 Lakukan Aktivitas lebih banyak

Penelitian oleh dr.Ralph Pafenbarger dari Stamford Medical School menunjukkan, mereka yang menghabiskan lebih dari 2.000 kalori untuk seluruh aktivitasnya perminggu dapat meningkatkan angka harapan hidupnya menjadi dua tahun lebih panjang. Kecuali itu, hal tersebut sangat mengurangi resiko terserangnya penyakit jantung.

Sebanyak 2.000 kalori yang terbakar itu hampir sama dengan kalau anda melakukan joging sejauh 20 mil (± 32km). Jumlah itu termasuk kegiatan yang bermanfaat lainnya seperti berjalan kaki, bersepeda, berenang, bekerja dikebun dan melakukan pekerjaan rumah tangga.




Stop Merokok

Dengan menghentikan kebiasaan merokok, anda dapat mengurangi kemungkinan terkena emfisema (paru-paru bengkak karena pembuluh darahnya kemasukkan udara), kanker dan juga penyakit jantung.

Karena itu sebaiknya berhentilah merokok. Pastikan “hari putus rokok” anda paling lama satu bulan sejak hari ini. Untuk itu siapkan diri anda untuk hal-hal sebagai berikut :

· Catat kapan dan dimana saja anda merokok, dan mengapa (cemas, jenuh, stress, dsb) dalam kurun waktu seminggu. Berdasarkan catatan itu mulailah mengganti rokok dengan kegiatan yang bermanfaat. Misalnya, sewaktu anda dilanda rasa cemas, lakukan latihan relaksasi.

· Beritahukan kepada orang lain kalau anda berniat utuk berhenti merokok, lalu mintalah dukungannya.


Ubahlah Sikap Hidup Anda

Cara untuk menghadapi situasi pembangkit stress berikut ini mungkin bisa anda coba. Kenali berbagai situasi yang bisa bikin anda stress atau mungkin perilaku tipe A (menunggu dalam antrian, deadline, dsb). Belajarlah untuk menyesuaikan diri terhadap stress tanpa harus terperangkap di dalamnya. Untuk itu, lakukan hal-hal ini :

· Mengubah persepsi

Jangan bayangkan seonggok tanah bagaikan gunung yang menjulang tinggi. Pandanglah situasi secara realistis dan objektif, tanpa harus membayangkannya menjadi sesuatu.

· Mengubah reaksi

Apakah jantung anda berdebar-debar? Otot-otot meregang? Yakinkan diri anda dengan kata-kata, “Aku sanggup mengendalikan diri” lalu tersenyumlah dan usahakan untuk santai.

· Mengubah kebiasaan

Mengatasi stress dengan mengkonsumsi minuman berkafein, beralkohol atau obat itu cara cara yang tidak positif. Lebih baik mencoba cara lain yang bisa menjaga kesehatan dan hubungan anatar sesama secara positif, seperti relaksasi, mengkonsumsi makanan bergizi, percaya diri, mendengar aktif dsb.



Menu Rendah Lemak, Rendah Kolesterol

Asosiasi Jantung Amerika (AHA) menganjurkan agar kalori yang berasal dari lemak jangan lebih dari 30 % jumlah kalori harian. Begitu juga kalori yang berasal dari lemak jenuh jangan melebihi sepertiga dari jumlah lemak harian.Yang juga penting, sebaiknya tidak mengkonsumsi alkohol sama sekali. Selain haram, juga dapat mengurangi umur Anda 18 tahun dari yang seharusnya.

Cobalah cara diet berikut ini :

· Jadilah vegetarian.

· Gemarlah makan makanan ber-resep sayuran, buah-buahan atau bahan makanan yang berasal dari padi-padian atau polong-polongan.

· Gantilah susu Anda dengan susu kedelai.

· Kurangi mengkonsumsi resep makanan goreng.

- Jangan makan daging dan olahannya.

0 comments

Vegetarian

Categories

Blog Archive

detiknews

All About Vegetarian

DWK Blog

DWK News

Get more followers Get more followers